Bigfoot |
Bigfoot atau juga sering disebut dengan Sasquatch adalah makhluk kriptid (hewan mitos atau yang belum terbutkti keberadaannya) yang tubuhnya mirip dengan kera. Sesuai namanya makhluk ini memiliki ciri-ciri bertubuh besar (2-3 meter), kaki besar dan ditumbuhi bulu di seluruh tubuhnya. Makhluk ini sering kali menampakkan diri di hutan di Amerika Serikat. Para Kriptozoolog berpendapat bahwa Bigfoot adalah hewan jenis Gigantopithecus, namun ada pula yang berpendapat Bigfoot adalah keturunan terakhir dari Homo Erectus (manusia purba).
Pernah ada cerita pada 20 Oktober 1967, dua orang pemburu bernama Roger Patterson dan Bob Gimlin tengah berburu di hutan Bluff Creek, California, tanpa sengaja bertemu dengan Bigfoot. Kemunculan makhluk ini sempat membuat kuda Roger dan Bob menjadi panik, bahkan Bob sempat menembakkan senapan kearah makhluk ini tapi meleset. Karena penasaran, Roger mengambil gambar makhluk ini. Namun beberapa tahun berselang muncul kabar kalau gambar itu hanya rekayasa setelah seorang teman Patterson, Bob Heironimus mengaku bahwa dialah yang berada dibalik kostum Bigfoot untuk keperluan pembuatan film.
Belum lama ini pada April 2012, BBC melaporkan bahwa seorang warga Kentucky, Joy Clay pernah bertemu dengan Bigfoot saat berada dalam tendanya.
Yeti |
Yeti. Pernahkah anda menonton film Monster Inc.? Ya, dalam film anak itu ada tokoh yang berupa makhluk kriptid yaitu The Yeti (Yeti). Yeti atau Manusia Salju adalah sejenis Bigfoot namun berbulu putih yang menghuni wilayah Himalaya di Nepal, Bhutan dan Tibet. Selain Yeti, makhluk ini oleh penduduk sekitar juga sering disebut Meh-Teh, Bonmanche dan Kanchanjunga rachyyas.
Banyak kisah seputar Yeti, orang-orang Himalaya sebelum abad 19 menganggap Yeti adalah bagian dari kepercayaan Pra-Buddha. Selain itu para penganut ajaran Bön, yaitu cabang dari agama Vajrayana Buddha mempercayai bahwa darah dari mirgod atau manusia liar harus digunakan dalam upacara mistis tertentu.
Pada tahun 1925, seorang fotografer N.A. Tombazi mengaku pernah melihat makhluk setinggi 4,600 meter di dekat gletser Zemu, Tombazi mengawasi makhluk itu dari jarak beberapa ratus meter. Dia mengatakan bahwa makhluk tersebut berwujud seperti manusia, berjalan dengan dua kaki namun tidak mengenakan pakaian. Dua jam kemudian setelah makhluk itu pergi, Tombazi dan temannya memutuskan untuk mendekat ke tempat terakhir kali makhluk itu mereka lihat, namum mereka terkejut hanya mendapati jejak kaki sepanjang 6-7 inchi.
Pada tahun 2011 dalam sebuah konferensi di Russia, para ilmuwan menyatakan bahwa mereka mempunyai 95% bukti yang mendukung keberadaan Yeti. Namun klaim ini ditentang oleh antropolog Amerika dan ahli anatomi, Jeffrey Meldrum yang juga hadir selama ekspedisi Russia mengklaim berbagai bukti yang ditemukan adalah hanya sebuah upaya para pejabat lokal untuk menghidupkan publisitas.
Agogwe adalah makhluk kecil mirip manusia. Agogwe dilaporkan pernah ditemukan di hutan Afrika Timur. Agogwe memiliki tinggi 1 sampai 1,7 meter, lengan panjang dan bulu kecoklatan, ada juga yang berbulu hitam atau abu-abu. Kakinya sepanjang 12 cm dengan jari-jari yang saling berlawanan.
Penampakan Agogwe pertama yang berhasil dicatat adalah pada 1900 oleh Kapten William Hichens. Dalam dokumen dalam sebuah majalah pada Desember 1837, William mengatakan bahwa saat sedang berada di sebuah hutan di dataran Wembare, Zimbabwe untuk berburu, dia melihat dua makhluk kecil berbulu coklat muncul dari lebatnya hutan dan menghilang lagi. Mereka seperti laki-laki kecil, hanya setinggi 4 kaki, berjalan tegak namun berbulu coklat muda. Seorang pemburu lokal yang bersamanya cukup takut namun takjub melihat kemunculan makhluk-makhluk tersebut karena belum pernah ia lihat seumur hidupnya. Seorang pria bernama Cuthbert Burgoyne juga mengatakan di majalah yang sama pada 1927 yang juga pernah melihat Agogwe di tengah kawanan baboon juga di Afrika Timur.
Para ahli kriptozoologi berpendapat bahwa Agogwe adalah termasuk spesies Gracile australopithecine, salah satu golongan primata yang telah punah. Agogwe juga dikenal dengan nama kakundakari atau kilomba di Zimbabwe dan Kongo, di Pantai Gading ia lebih dikenal dengan nama sehite dan di Tanzania masyarakat menyebutnya agogure atau agogue.
Mothman atau manusia ngengat menyerupai burung, digambarkan sebagai makhluk bersayap setinggi manusia dan memiliki mata merah, kadang juga ada yang melihat Mothman muncul tanpa kepala dan matanya berada di dada. Mothman adalah legenda kota yang sangat terkenal di Virginia, Amerika Serikat.
Pada 15 November 1966, dua pasang remaja dari Point Pleasant, Roger dan Linda Scarberry, juga Steve dan Mallette, melapor kepada polisi, mereka melihat makhluk putih yang mempunyai mata merah bercahaya terbang mengikuti mobil mereka sampai TNT area, kawasan pabrik senjata di era perang dunia II. Selain di Point Pleasant, makhluk ini juga 'menghantui' daerah Ohio, St Albans dan Kentucky dengan dengan total lebih dari 100 saksi mata.
Berbagai penampakan Mothman terus muncul setidaknya sampai setahun berikutnya. Sampai saat jembatan Silver Bridge runtuh dan menewaskan 46 orang, Mothman tidak pernah muncul lagi.
Mongolian Death Worm (bahasa lokal: Olgoi-Khorkoi/allerghoi horhai) atau 'Cacing Maut Mongolia' adalah makhluk kriptid yang dilaporkan pernah ditemukan di gurun Gobi. Cacing ini berwarna merah cerah dan berukuran sangat besar, 0,6 sampai 1,5 meter. menurut penduduk lokal Mongolia, cacing ini memiliki kemampuan menyebar asam dan sengatan yang mampu membunuh manusia.
Dalam bukunya "On the Trail of Ancient Man" (1926), Roy Chapman Andrews, seorang penjelajah dan kepala American Museum of Natural History mengutip perkataan perdana menteri Mongolia, Dambinbazar yang menceritakan perihal cacing allerghoi horhai:
Agogwe |
Penampakan Agogwe pertama yang berhasil dicatat adalah pada 1900 oleh Kapten William Hichens. Dalam dokumen dalam sebuah majalah pada Desember 1837, William mengatakan bahwa saat sedang berada di sebuah hutan di dataran Wembare, Zimbabwe untuk berburu, dia melihat dua makhluk kecil berbulu coklat muncul dari lebatnya hutan dan menghilang lagi. Mereka seperti laki-laki kecil, hanya setinggi 4 kaki, berjalan tegak namun berbulu coklat muda. Seorang pemburu lokal yang bersamanya cukup takut namun takjub melihat kemunculan makhluk-makhluk tersebut karena belum pernah ia lihat seumur hidupnya. Seorang pria bernama Cuthbert Burgoyne juga mengatakan di majalah yang sama pada 1927 yang juga pernah melihat Agogwe di tengah kawanan baboon juga di Afrika Timur.
Para ahli kriptozoologi berpendapat bahwa Agogwe adalah termasuk spesies Gracile australopithecine, salah satu golongan primata yang telah punah. Agogwe juga dikenal dengan nama kakundakari atau kilomba di Zimbabwe dan Kongo, di Pantai Gading ia lebih dikenal dengan nama sehite dan di Tanzania masyarakat menyebutnya agogure atau agogue.
Mothman |
Pada 15 November 1966, dua pasang remaja dari Point Pleasant, Roger dan Linda Scarberry, juga Steve dan Mallette, melapor kepada polisi, mereka melihat makhluk putih yang mempunyai mata merah bercahaya terbang mengikuti mobil mereka sampai TNT area, kawasan pabrik senjata di era perang dunia II. Selain di Point Pleasant, makhluk ini juga 'menghantui' daerah Ohio, St Albans dan Kentucky dengan dengan total lebih dari 100 saksi mata.
Berbagai penampakan Mothman terus muncul setidaknya sampai setahun berikutnya. Sampai saat jembatan Silver Bridge runtuh dan menewaskan 46 orang, Mothman tidak pernah muncul lagi.
Mongolian Death Worm |
Dalam bukunya "On the Trail of Ancient Man" (1926), Roy Chapman Andrews, seorang penjelajah dan kepala American Museum of Natural History mengutip perkataan perdana menteri Mongolia, Dambinbazar yang menceritakan perihal cacing allerghoi horhai:
"(Cacing allerghoi horhai) ini berbentuk seperti sosis sepanjang 2 kaki, tidak memiliki kepala dan tidak memiliki kaki dan sangat beracun, yang menyentuhnya akan menyebabkan kematian langsung. Ia tinggal di bagian terpencil dari gurun Gobi."Seorang penjelajah ceko, Ivan Mackerle juga memperkuat pendapat Dambinbazar:
"Seperti Sosis dengan panjang lebih dari setengah meter (20 inci) dan dengan tebal sebesar lengan manusia, mirip usus sapi. Ekornya pendek, seperti terpotong. sulit menggambarkan kepalanya karena terlihat seperti tidak mempunyai mata, hidung atau mulut tetapi mungkin memiliki itu dalam beberapa kejadian. warnanya gelap merah, seperti darah atau salami"Belum jelas apakah sebenarnya makhluk ini memang ada atau hanya sekedar rekayasa, Penduduk lokal mempercayai tentang keaslian makhluk ini beserta mitos yang menyebutkan kalau menyentuh langsung makhluk ini akan mengakibatkan kematian langsung. Namun ada juga yang menganggap makhluk ini adalah seekor belut listrik yang berevolusi atau ular kobra atau mungkin binatang mutan seperti di film Tremors.
Comments
Post a Comment